tag:blogger.com,1999:blog-662971971058147502024-03-13T05:50:31.887-07:00schoolperfectcrazy angelhttp://www.blogger.com/profile/06107488179908795098noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-66297197105814750.post-1668673892094822162009-06-05T19:56:00.000-07:002009-06-05T20:00:18.411-07:00Pendidikan di Indonesia : Masalah dan Solusinya<iframe src="http://www.islamicfinder.org/prayer_service.php?country=indonesia&city=yogyakarta&state=10&zipcode=&latitude=-7.8000&longitude=110.3667&timezone=7&HanfiShafi=1&pmethod=1&fajrTwilight1=10&fajrTwilight2=10&ishaTwilight=10&ishaInterval=30&dhuhrInterval=1&maghribInterval=1&dayLight=0&page_background=&table_background=&table_lines=&text_color=&link_color=&prayerFajr=&prayerSunrise=&prayerDhuhr=&prayerAsr=&prayerMaghrib=&prayerIsha=&lang=english&frameWidth=400&tableForm=horizontal" marginwidth="0" marginheight="0" scrolling="no" width="400" frameborder="0" height="150"> </iframe><br /> <h2 class="post-title"><a href="http://www.mii.fmipa.ugm.ac.id/new/2006/05/09/pendidikan-di-indonesia-masalah-dan-solusinya/" rel="bookmark" title="Permanent Link: Pendidikan di Indonesia : Masalah dan Solusinya">Pendidikan di Indonesia : Masalah dan Solusinya</a></h2> <p class="post-info">DIPUBLISH OLEH <em><a href="http://www.mii.fmipa.ugm.ac.id/new/author/frenky/" title="Posts by Frenky Suseno Manik">Frenky Suseno Manik</a></em> PADA TANGGAL <em>09 May 2006</em><br />KATEGORI: <em><a href="http://www.mii.fmipa.ugm.ac.id/new/category/uncategorized/" title="View all posts in Juz wanna sez" rel="category tag">Juz wanna sez</a></em> </p> <div class="post-content"> <p><strong>1. Pengantar</strong></p> <p>Kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999).</p> <p><img alt="pendidikan" title="pendidikan" src="http://www.geocities.com/kaderkecil/bukupend.gif" width="370" align="left" height="275" /></p> <p>Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.</p> <p>Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).</p> <p>Apa makna data-data tentang rendahnya kualitas pendidikan Indonesia ityu? Maknanya adalah, jelas ada something wrong (masalah) dalam sistem pendidikan Indonesia. Ditinjau secara perspektif ideologis (prinsip) dan perspektif teknis (praktis), berbagai masalah itu dapat dikategorikan dalam 2 (dua) masalah yaitu :</p> <p>Pertama, masalah mendasar, yaitu kekeliruan paradigma pendidikan yang mendasari keseluruhan penyelenggaran sistem pendidikan.</p> <p>Kedua, masalah-masalah cabang, yaitu berbagai problem yang berkaitan aspek praktis/teknis yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan, seperti mahalnya biaya pendidikan, rendahnya prestasi siswa, rendahnya sarana fisik, rendahnya kesejahteraaan guru, dan sebagainya. </p> <p>Walhasil, jika pendidikan kita diumpamakan mobil, mobil itu berada di jalan yang salah yang –sampai kapan pun– tidak akan pernah menghantarkan kita ke tempat tujuan (masalah mendasar/paradigma). </p> <p>Di samping salah jalan, mobil itu mengalami kerusakan dan gangguan teknis di sana-sini : bannya kempes, mesinnya bobrok, AC-nya mati, lampu mati, dan jendelanya rusak (masalah cabang/praktis).</p> <p><strong>2. Masalah Mendasar : Sekularisme Sebagai Paradigma Pendidikan</strong></p> <p>Jarang ada orang mau mengakui dengan jujur, sistem pendidikan kita adalah sistem yang sekular-materialistik. Biasanya yang dijadikan argumentasi, adalah UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 4 ayat 1 yang berbunyi, “Pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak dan berbudi mulia, sehat, berilmu, cakap, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air.” </p> <p>Tapi perlu diingat, sekularisme itu tidak otomatis selalu anti agama. Tidak selalu anti “iman” dan anti “taqwa”. Sekularisme itu hanya menolak peran agama untuk mengatur kehidupan publik, termasuk aspek pendidikan. Jadi, selama agama hanya menjadi masalah privat dan tidak dijadikan asas untuk menata kehidupan publik seperti sebuah sistem pendidikan, maka sistem pendidikan itu tetap sistem pendidikan sekular, walaupun para individu pelaksana sistem itu beriman dan bertaqwa (sebagai perilaku individu).</p> <p>Sesungguhnya diakui atau tidak, sistem pendidikan kita adalah sistem pendidikan yang sekular-materialistik. Hal ini dapat dibuktikan antara lain pada UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab VI tentang jalur, jenjang dan jenis pendidikan bagian kesatu (umum) pasal 15 yang berbunyi: Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, advokasi, keagaman, dan khusus.</p> <p>Dari pasal ini tampak jelas adanya dikotomi pendidikan, yaitu pendidikan agama dan pendidikan umum. Sistem pendidikan dikotomis semacam ini terbukti telah gagal melahirkan manusia salih yang berkepribadian Islam sekaligus mampu menjawab tantangan perkembangan melalui penguasaan sains dan teknologi.</p> <p>Secara kelembagaan, sekularisasi pendidikan tampak pada pendidikan agama melalui madrasah, institut agama, dan pesantren yang dikelola oleh Departemen Agama; sementara pendidikan umum melalui sekolah dasar, sekolah menengah, kejuruan serta perguruan tinggi umum dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional. Terdapat kesan yang sangat kuat bahwa pengembangan ilmu-ilmu kehidupan (iptek) dilakukan oleh Depdiknas dan dipandang sebagai tidak berhubungan dengan agama. Pembentukan karakter siswa yang merupakan bagian terpenting dari proses pendidikan justru kurang tergarap secara serius. Agama ditempatkan sekadar sebagai salah satu aspek yang perannya sangat minimal, bukan menjadi landasan dari seluruh aspek kehidupan.</p> <p>Hal ini juga tampak pada BAB X pasal 37 UU Sisdiknas tentang ketentuan kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang mewajibkan memuat sepuluh bidang mata pelajaran dengan pendidikan agama yang tidak proposional dan tidak dijadikan landasan bagi bidang pelajaran yang lainnya.</p> <p>Ini jelas tidak akan mampu mewujudkan anak didik yang sesuai dengan tujuan dari pendidikan nasional sendiri, yaitu mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kacaunya kurikulum ini tentu saja berawal dari asasnya yang sekular, yang kemudian mempengaruhi penyusunan struktur kurikulum yang tidak memberikan ruang semestinya bagi proses penguasaan tsaqâfah Islam dan pembentukan kepribadian Islam.</p> <p>Pendidikan yang sekular-materialistik ini memang bisa melahirkan orang pandai yang menguasai sains-teknologi melalui pendidikan umum yang diikutinya. Akan tetapi, pendidikan semacam itu terbukti gagal membentuk kepribadian peserta didik dan penguasaan tsaqâfah Islam. Berapa banyak lulusan pendidikan umum yang tetap saja ‘buta agama’ dan rapuh kepribadiannya? Sebaliknya, mereka yang belajar di lingkungan pendidikan agama memang menguasai tsaqâfah Islam dan secara relatif sisi kepribadiannya tergarap baik. Akan tetapi, di sisi lain, ia buta terhadap perkembangan sains dan teknologi.</p> <p>Akhirnya, sektor-sektor modern (industri manufaktur, perdagangan, dan jasa) diisi oleh orang-orang yang relatif awam terhadap agama karena orang-orang yang mengerti agama terkumpul di dunianya sendiri (madrasah, dosen/guru agama, Depag), tidak mampu terjun di sektor modern.</p> <p>Jadi, pendidikan sekular memang bisa membikin orang pandai, tapi masalah integritas kepribadian atau perilaku, tidak ada jaminan sama sekali. Sistem pendidikan sekular itu akan melahirkan insan pandai tapi buta atau lemah pemahaman agamanya. Lebih buruk lagi, yang dihasilkan adalah orang pandai tapi korup. Profesional tapi bejat moral. Ini adalah out put umum dari sistem pendidikan sekular.</p> <p>Mari kita lihat contoh negara Amerika atau negara Barat lainnya. Ekonomi mereka memang maju, kehidupan publiknya nyaman, sistim sosialnya nampak rapi. Kesadaran masyarakat terhadap peraturan publik tinggi.</p> <p>Tapi, perlu ingat bahwa agama ditinggalkan, gereja-gereja kosong. Agama dilindungi secara hukum tapi agama tidak boleh bersifat publik. Hari raya Idul Adha tidak boleh dirayakan di lapangan, azan tidak boleh pakai mikrofon. Pelajaran agama tidak saja absen di sekolah, tapi murid-murid khususnya Muslim tidak mudah melaksanakan sholat 5 waktu di sekolah. Kegiatan seks di kalangan anak sekolah bebas, asal tidak melanggar moral publik. Narkoba juga bebas asal untuk diri sendiri. Jadi dalam kehidupan publik kita tidak boleh melihat wajah agama.</p> <p>Sistem pendidikan yang material-sekularistik tersebut sebenarnya hanyalah merupakan bagian belaka dari sistem kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang juga sekular. Dalam sistem sekular, aturan-aturan, pandangan, dan nilai-nilai Islam memang tidak pernah secara sengaja digunakan untuk menata berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Karena itu, di tengah-tengah sistem sekularistik ini lahirlah berbagai bentuk tatanan yang jauh dari nilai-nilai agama.</p> <p><strong>3. Masalah-Masalah Cabang</strong></p> <p>Masalah-masalah cabang yang dimaksud di sini, adalah segala masalah selain masalah paradigma pendidikan, yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan. Masalah-masalah cabang ini tentu banyak sekali macamnya, di antaranya yang terpenting adalah sebagai berikut :</p> <p><strong>3.1. Rendahnya Kualitas Sarana Fisik</strong></p> <p>Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.</p> <p>Data Balitbang Depdiknas (2003) menyebutkan untuk satuan SD terdapat 146.052 lembaga yang menampung 25.918.898 siswa serta memiliki 865.258 ruang kelas. Dari seluruh ruang kelas tersebut sebanyak 364.440 atau 42,12% berkondisi baik, 299.581 atau 34,62% mengalami kerusakan ringan dan sebanyak 201.237 atau 23,26% mengalami kerusakan berat. Kalau kondisi MI diperhitungkan angka kerusakannya lebih tinggi karena kondisi MI lebih buruk daripada SD pada umumnya. Keadaan ini juga terjadi di SMP, MTs, SMA, MA, dan SMK meskipun dengan persentase yang tidak sama.</p> <p><strong>3.2. Rendahnya Kualitas Guru<br /></strong></p> <p>Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.</p> <p>Bukan itu saja, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Persentase guru menurut kelayakan mengajar dalam tahun 2002-2003 di berbagai satuan pendidikan sbb: untuk SD yang layak mengajar hanya 21,07% (negeri) dan 28,94% (swasta), untuk SMP 54,12% (negeri) dan 60,99% (swasta), untuk SMA 65,29% (negeri) dan 64,73% (swasta), serta untuk SMK yang layak mengajar 55,49% (negeri) dan 58,26% (swasta).</p> <p>Kelayakan mengajar itu jelas berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu sendiri. Data Balitbang Depdiknas (1998) menunjukkan dari sekitar 1,2 juta guru SD/MI hanya 13,8% yang berpendidikan diploma D2-Kependidikan ke atas. Selain itu, dari sekitar 680.000 guru SLTP/MTs baru 38,8% yang berpendidikan diploma D3-Kependidikan ke atas. Di tingkat sekolah menengah, dari 337.503 guru, baru 57,8% yang memiliki pendidikan S1 ke atas. Di tingkat pendidikan tinggi, dari 181.544 dosen, baru 18,86% yang berpendidikan S2 ke atas (3,48% berpendidikan S3).</p> <p>Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Kualitas guru dan pengajar yang rendah juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru.</p> <p><strong>3.3. Rendahnya Kesejahteraan Guru</strong></p> <p>Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Berdasarkan survei FGII (Federasi Guru Independen Indonesia) pada pertengahan tahun 2005, idealnya seorang guru menerima gaji bulanan serbesar Rp 3 juta rupiah. Sekarang, pendapatan rata-rata guru PNS per bulan sebesar Rp 1,5 juta. guru bantu Rp, 460 ribu, dan guru honorer di sekolah swasta rata-rata Rp 10 ribu per jam. Dengan pendapatan seperti itu, terang saja, banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS, pedagang pulsa ponsel, dan sebagainya (Republika, 13 Juli, 2005).</p> <p>Dengan adanya UU Guru dan Dosen, barangkali kesejahteraan guru dan dosen (PNS) agak lumayan. Pasal 10 UU itu sudah memberikan jaminan kelayakan hidup. Di dalam pasal itu disebutkan guru dan dosen akan mendapat penghasilan yang pantas dan memadai, antara lain meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, dan/atau tunjangan khusus serta penghasilan lain yang berkaitan dengan tugasnya. Mereka yang diangkat pemkot/pemkab bagi daerah khusus juga berhak atas rumah dinas.</p> <p>Tapi, kesenjangan kesejahteraan guru swasta dan negeri menjadi masalah lain yang muncul. Di lingkungan pendidikan swasta, masalah kesejahteraan masih sulit mencapai taraf ideal. Diberitakan Pikiran Rakyat 9 Januari 2006, sebanyak 70 persen dari 403 PTS di Jawa Barat dan Banten tidak sanggup untuk menyesuaikan kesejahteraan dosen sesuai dengan amanat UU Guru dan Dosen (Pikiran Rakyat 9 Januari 2006).</p> <p><strong><br />3.4. Rendahnya Prestasi Siswa</strong></p> <p>Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah. Menurut Trends in Mathematic and Science Study (TIMSS) 2003 (2004), siswa Indonesia hanya berada di ranking ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi matematika dan di ranking ke-37 dari 44 negara dalam hal prestasi sains. Dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai negara tetangga yang terdekat.</p> <p>Dalam hal prestasi, 15 September 2004 lalu United Nations for Development Programme (UNDP) juga telah mengumumkan hasil studi tentang kualitas manusia secara serentak di seluruh dunia melalui laporannya yang berjudul Human Development Report 2004. Di dalam laporan tahunan ini Indonesia hanya menduduki posisi ke-111 dari 177 negara. Apabila dibanding dengan negara-negara tetangga saja, posisi Indonesia berada jauh di bawahnya.</p> <p>Dalam skala internasional, menurut Laporan Bank Dunia (Greaney,1992), studi IEA (Internasional Association for the Evaluation of Educational Achievement) di Asia Timur menunjukan bahwa keterampilan membaca siswa kelas IV SD berada pada peringkat terendah. Rata-rata skor tes membaca untuk siswa SD: 75,5 (Hongkong), 74,0 (Singapura), 65,1 (Thailand), 52,6 (Filipina), dan 51,7 (Indonesia).</p> <p>Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.</p> <p>Selain itu, hasil studi The Third International Mathematic and Science Study-Repeat-TIMSS-R, 1999 (IEA, 1999) memperlihatkan bahwa, diantara 38 negara peserta, prestasi siswa SLTP kelas 2 Indonesia berada pada urutan ke-32 untuk IPA, ke-34 untuk Matematika. Dalam dunia pendidikan tinggi menurut majalah Asia Week dari 77 universitas yang disurvai di asia pasifik ternyata 4 universitas terbaik di Indonesia hanya mampu menempati peringkat ke-61, ke-68, ke-73 dan ke-75.</p> <p><strong><br />3.5. Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan.<br /></strong></p> <p>Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat Sekolah Dasar. Data Balitbang Departemen Pendidikan Nasional dan Direktorat Jenderal Binbaga Departemen Agama tahun 2000 menunjukan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk anak usia SD pada tahun 1999 mencapai 94,4% (28,3 juta siswa). Pencapaian APM ini termasuk kategori tinggi. Angka Partisipasi Murni Pendidikan di SLTP masih rendah yaitu 54, 8% (9,4 juta siswa). Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut</p> <p><strong><br />3.6. Rendahnya Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan</strong></p> <p>Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur. Data BAPPENAS (1996) yang dikumpulkan sejak tahun 1990 menunjukan angka pengangguran terbuka yang dihadapi oleh lulusan SMU sebesar 25,47%, Diploma/S0 sebesar 27,5% dan PT sebesar 36,6%, sedangkan pada periode yang sama pertumbuhan kesempatan kerja cukup tinggi untuk masing-masing tingkat pendidikan yaitu 13,4%, 14,21%, dan 15,07%. Menurut data Balitbang Depdiknas 1999, setiap tahunnya sekitar 3 juta anak putus sekolah dan tidak memiliki keterampilan hidup sehingga menimbulkan masalah ketenagakerjaan tersendiri. Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang funsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.</p> <p><strong>3.7. Mahalnya Biaya Pendidikan</strong></p> <p>Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah.</p> <p>Untuk masuk TK dan SDN saja saat ini dibutuhkan biaya Rp 500.000, — sampai Rp 1.000.000. Bahkan ada yang memungut di atas Rp 1 juta. Masuk SLTP/SLTA bisa mencapai Rp 1 juta sampai Rp 5 juta.</p> <p>Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). MBS di Indonesia pada realitanya lebih dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, Komite Sekolah/Dewan Pendidikan yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha.</p> <p>Asumsinya, pengusaha memiliki akses atas modal yang lebih luas. Hasilnya, setelah Komite Sekolah terbentuk, segala pungutan uang selalu berkedok, “sesuai keputusan Komite Sekolah”. Namun, pada tingkat implementasinya, ia tidak transparan, karena yang dipilih menjadi pengurus dan anggota Komite Sekolah adalah orang-orang dekat dengan Kepala Sekolah. Akibatnya, Komite Sekolah hanya menjadi legitimator kebijakan Kepala Sekolah, dan MBS pun hanya menjadi legitimasi dari pelepasan tanggung jawab negara terhadap permasalahan pendidikan rakyatnya.</p> <p>Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP). Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum jelas memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan status itu Pemerintah secara mudah dapat melemparkan tanggung jawabnya atas pendidikan warganya kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas. Perguruan Tinggi Negeri pun berubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Munculnya BHMN dan MBS adalah beberapa contoh kebijakan pendidikan yang kontroversial. BHMN sendiri berdampak pada melambungnya biaya pendidikan di beberapa Perguruan Tinggi favorit.</p> <p>Privatisasi atau semakin melemahnya peran negara dalam sektor pelayanan publik tak lepas dari tekanan utang dan kebijakan untuk memastikan pembayaran utang. Utang luar negeri Indonesia sebesar 35-40 persen dari APBN setiap tahunnya merupakan faktor pendorong privatisasi pendidikan. Akibatnya, sektor yang menyerap pendanaan besar seperti pendidikan menjadi korban. Dana pendidikan terpotong hingga tinggal 8 persen (Kompas, 10/5/2005).</p> <p>Dari APBN 2005 hanya 5,82% yang dialokasikan untuk pendidikan. Bandingkan dengan dana untuk membayar hutang yang menguras 25% belanja dalam APBN (www.kau.or.id). Rencana Pemerintah memprivatisasi pendidikan dilegitimasi melalui sejumlah peraturan, seperti Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, RUU Badan Hukum Pendidikan, Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pendidikan Dasar dan Menengah, dan RPP tentang Wajib Belajar. Penguatan pada privatisasi pendidikan itu, misalnya, terlihat dalam Pasal 53 (1) UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam pasal itu disebutkan, penyelenggara dan/atau satuan pendidikan formal yang didirikan oleh Pemerintah atau masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan.</p> <p>Seperti halnya perusahaan, sekolah dibebaskan mencari modal untuk diinvestasikan dalam operasional pendidikan. Koordinator LSM Education Network for Justice (ENJ), Yanti Mukhtar (Republika, 10/5/2005) menilai bahwa dengan privatisasi pendidikan berarti Pemerintah telah melegitimasi komersialisasi pendidikan dengan menyerahkan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan ke pasar. Dengan begitu, nantinya sekolah memiliki otonomi untuk menentukan sendiri biaya penyelenggaraan pendidikan. Sekolah tentu saja akan mematok biaya setinggi-tingginya untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu. Akibatnya, akses rakyat yang kurang mampu untuk menikmati pendidikan berkualitas akan terbatasi dan masyarakat semakin terkotak-kotak berdasarkan status sosial, antara yang kaya dan miskin.</p> <p>Hal senada dituturkan pengamat ekonomi Revrisond Bawsir. Menurut dia, privatisasi pendidikan merupakan agenda Kapitalisme global yang telah dirancang sejak lama oleh negara-negara donor lewat Bank Dunia. Melalui Rancangan Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP), Pemerintah berencana memprivatisasi pendidikan. Semua satuan pendidikan kelak akan menjadi badan hukum pendidikan (BHP) yang wajib mencari sumber dananya sendiri. Hal ini berlaku untuk seluruh sekolah negeri, dari SD hingga perguruan tinggi.</p> <p>Bagi masyarakat tertentu, beberapa PTN yang sekarang berubah status menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) itu menjadi momok. Jika alasannya bahwa pendidikan bermutu itu harus mahal, maka argumen ini hanya berlaku di Indonesia. Di Jerman, Prancis, Belanda, dan di beberapa negara berkembang lainnya, banyak perguruan tinggi yang bermutu namun biaya pendidikannya rendah. Bahkan beberapa negara ada yang menggratiskan biaya pendidikan.</p> <p>Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau tepatnya, tidak harus murah atau gratis. Tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya? Pemerintahlah sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataannya Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk ‘cuci tangan’.</p> <p><strong>4. Solusinya<br /></strong><br /><strong>4.1. Solusi Masalah Mendasar</strong></p> <p>Penyelesaian masalah mendasar tentu harus dilakukan secara fundamental. Itu hanya dapat diwujudkan dengan melakukan perombakan secara menyeluruh yang diawali dari perubahan paradigma pendidikan sekular menjadi paradigma Islam. Ini sangat penting dan utama.</p> <p>Ibarat mobil yang salah jalan, maka yang harus dilakukan adalah : (1) langkah awal adalah mengubah haluan atau arah mobil itu terlebih dulu, menuju jalan yang benar agar bisa sampai ke tempat tujuan yang diharapkan. Tak ada artinya mobil itu diperbaiki kerusakannya yang macam-macam selama mobil itu tetap berada di jalan yang salah. (2) Setelah membetulkan arah mobil ke jalan yang benar, barulah mobil itu diperbaiki kerusakannya yang bermacam-macam.</p> <p>Artinya, setelah masalah mendasar diselesaikan, barulah berbagai macam masalah cabang pendidikan diselesaikan, baik itu masalah rendahnya sarana fisik, kualitas guru, kesejahteraan gutu, prestasi siswa, kesempatan pemerataan pendidikan, relevansi pendidikan dengan kebutuhan, dan mahalnya biaya pendidikan.</p> <p>Solusi masalah mendasar itu adalah merombak total asas sistem pendidikan yang ada, dari asas sekularisme diubah menjadi asas Islam, bukan asas yang lain.</p> <p>Bentuk nyata dari solusi mendasar itu adalah mengubah total UU Sistem Pendidikan yang ada dengan cara menggantinya dengan UU Sistem Pendidikan Islam. Hal paling mendasar yang wajib diubah tentunya adalah asas sistem pendidikan. Sebab asas sistem pendidikan itulah yang menentukan hal-hal paling prinsipil dalam sistem pendidikan, seperti tujuan pendidikan dan struktur kurikulum.</p> <p><strong>4.2. Solusi Masalah-Masalah Cabang</strong></p> <p>Seperti diuraikan di atas, selain adanya masalah mendasar, sistem pendidikan di Indonesia juga mengalami masalah-masalah cabang, antara lain :</p> <p>(1). Rendahnya sarana fisik,</p> <p>(2). Rendahnya kualitas guru,</p> <p>(3). Rendahnya kesejahteraan gutu,</p> <p>(4). Rendahnya prestasi siswa,</p> <p>(5). Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,</p> <p>(6). Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,</p> <p>(7). Mahalnya biaya pendidikan.</p> <p>Untuk mengatasi masalah-masalah cabang di atas, secara garis besar ada dua solusi yaitu:</p> <p>Pertama, solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.</p> <p>Maka, solusi untuk masalah-masalah cabang yang ada, khususnya yang menyangkut perihal pembiayaan –seperti rendahnya sarana fisik, kesejahteraan gutu, dan mahalnya biaya pendidikan– berarti menuntut juga perubahan sistem ekonomi yang ada. Akan sangat kurang efektif kita menerapkan sistem pendidikan Islam dalam atmosfer sistem ekonomi kapitalis yang kejam. Maka sistem kapitalisme saat ini wajib dihentikan dan diganti dengan sistem ekonomi Islam yang menggariskan bahwa pemerintah-lah yang akan menanggung segala pembiayaan pendidikan negara.</p> <p>Kedua, solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa.</p> <p>Maka, solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.</p> <p><strong>5. Sistem Pendidikan Islam</strong></p> <p>Seperti diungkapkan di atas, sistem pendidikan Islam merupakan solusi mendasar untuk mengganti sistem pendidikan sekuler saat ini. Bagaimanakah gambaran sistem pendidikan Islam tersebut? Berikut uraiannya secara sekilas.</p> <p><strong>5.1. Tujuan Pendidikan Islam</strong></p> <p>Pendidikan Islam merupakan upaya sadar, terstruktur, terprogram, dan sistematis yang bertujuan untuk membentuk manusia yang berkarakter, yakni:</p> <p>Pertama, berkepribadian Islam. Ini sebetulnya merupakan konsekuensi keimanan seorang Muslim. Intinya, seorang Muslim harus memiliki dua aspek yang fundamental, yaitu pola pikir (’aqliyyah) dan pola jiwa (nafsiyyah) yang berpijak pada akidah Islam.</p> <p>Untuk mengembangkan kepribadian Islam, paling tidak, ada tiga langkah yang harus ditempuh, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah saw., yaitu:</p> <p>1. Menanamkan akidah Islam kepada seseorang dengan cara yang sesuai dengan kategori akidah tersebut, yaitu sebagai ‘aqîdah ‘aqliyyah; akidah yang muncul dari proses pemikiran yang mendalam.</p> <p>2. Menanamkan sikap konsisten dan istiqâmah pada orang yang sudah memiliki akidah Islam agar cara berpikir dan berprilakunya tetap berada di atas pondasi akidah yang diyakininya.</p> <p>3. Mengembangkan kepribadian Islam yang sudah terbentuk pada seseorang dengan senantiasa mengajaknya untuk bersungguh-sungguh mengisi pemikirannya dengan tsaqâfah islâmiyyah dan mengamalkan ketaatan kepada Allah SWT.</p> <p>Kedua, menguasai tsaqâfah Islam. Islam telah mewajibkan setiap Muslim untuk menuntut ilmu. Berdasarkan takaran kewajibannya, menurut al-Ghazali, ilmu dibagi dalam dua kategori, yaitu:</p> <p>1. Ilmu yang termasuk fardhu ‘ain (kewajiban individual), artinya wajib dipelajari setiap Muslim, yaitu tsaqâfah Islam yang terdiri dari konsepsi, ide, dan hukum-hukum Islam; bahasa Arab; sirah Nabi saw., Ulumul Quran, Tahfizh al-Quran, ulumul hadis, ushul fikih, dll.</p> <p>2. Ilmu yang dikategorikan fadhu kifayah (kewajiban kolektif); biasanya ilmu-ilmu yang mencakup sains dan teknologi serta ilmu terapan-keterampilan, seperti biologi, fisika, kedokteran, pertanian, teknik, dll.</p> <p>Ketiga, menguasai ilmu kehidupan (IPTEK). Menguasai IPTEK diperlukan agar umat Islam mampu mencapai kemajuan material sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi dengan baik. Islam menetapkan penguasaan sains sebagai fardlu kifayah, yaitu jika ilmu-ilmu tersebut sangat diperlukan umat, seperti kedokteran, kimi, fisika, industri penerbangan, biologi, teknik, dll.</p> <p>Keempat, memiliki keterampilan yang memadai. Penguasaan ilmu-ilmu teknik dan praktis serta latihan-latihan keterampilan dan keahlian merupakan salah satu tujuan pendidikan Islam, yang harus dimiliki umat Islam dalam rangka melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah SWT. Sebagaimana penguasaan IPTEK, Islam juga menjadikan penguasaan keterampilan sebagai fardlu kifayah, yaitu jika keterampilan tersebut sangat dibutuhkan umat, seperti rekayasa industri, penerbangan, pertukangan, dan lainnya.</p> <p><strong>5.2. Pendidikan Islam Adalah Pendidikan Terpadu</strong></p> <p>Agar keluaran pendidikan menghasilkan SDM yang sesuai harapan, harus dibuat sebuah sistem pendidikan yang terpadu. Artinya, pendidikan tidak hanya terkonsentrasi pada satu aspek saja. Sistem pendidikan yang ada harus memadukan seluruh unsur pembentuk sistem pendidikan yang unggul.</p> <p>Dalam hal ini, minimal ada 3 hal yang harus menjadi perhatian, yaitu :</p> <p> Pertama, sinergi antara sekolah, masyarakat, dan keluarga. Pendidikan yang integral harus melibatkan tiga unsur di atas. Sebab, ketiga unsur di atas menggambarkan kondisi faktual obyektif pendidikan. Saat ini ketiga unsur tersebut belum berjalan secara sinergis, di samping masing-masing unsur tersebut juga belum berfungsi secara benar.</p> <p>Buruknya pendidikan anak di rumah memberi beban berat kepada sekolah/kampus dan menambah keruwetan persoalan di tengah-tengah masyarakat seperti terjadinya tawuran pelajar, seks bebas, narkoba, dan sebagainya. Pada saat yang sama, situasi masyarakat yang buruk jelas membuat nilai-nilai yang mungkin sudah berhasil ditanamkan di tengah keluarga dan sekolah/kampus menjadi kurang optimum. Apalagi jika pendidikan yang diterima di sekolah juga kurang bagus, maka lengkaplah kehancuran dari tiga pilar pendidikan tersebut.</p> <p>Kedua, kurikulum yang terstruktur dan terprogram mulai dari tingkat TK hingga Perguruan Tinggi. Kurikulum sebagaimana tersebut di atas dapat menjadi jaminan bagi ketersambungan pendidikan setiap anak didik pada setiap jenjangnya.</p> <p>Selain muatan penunjang proses pembentukan kepribadian Islam yang secara terus-menerus diberikan mulai dari tingkat TK hingga PT, muatan tsaqâfah Islam dan Ilmu Kehidupan (IPTEK, keahlian, dan keterampilan) diberikan secara bertingkat sesuai dengan daya serap dan tingkat kemampuan anak didik berdasarkan jenjang pendidikannya masing-masing.</p> <p>Pada tingkat dasar atau menjelang usia baligh (TK dan SD), penyusunan struktur kurikulum sedapat mungkin bersifat mendasar, umum, terpadu, dan merata bagi semua anak didik yang mengikutinya.</p> <p>Khalifah Umar bin al-Khaththab, dalam wasiat yang dikirimkan kepada gubernur-gubernurnya, menuliskan, “Sesudah itu, ajarkanlah kepada anak-anakmu berenang dan menunggang kuda, dan ceritakan kepada mereka adab sopan-santun dan syair-syair yang baik.”</p> <p>Khalifah Hisyam bin Abdul Malik mewasiatkan kepada Sulaiman al-Kalb, guru anaknya, “Sesungguhnya anakku ini adalah cahaya mataku. Saya mempercayaimu untuk mengajarnya. Hendaklah engkau bertakwa kepada Allah dan tunaikanlah amanah. Pertama, saya mewasiatkan kepadamu agar engkau mengajarkan kepadanya al-Quran, kemudian hapalkan kepadanya al-Quran…”</p> <p>Di tingkat Perguruan Tinggi (PT), kebudayaan asing dapat disampaikan secara utuh. Ideologi sosialisme-komunisme atau kapitalisme-sekularisme, misalnya, dapat diperkenalkan kepada kaum Muslim setelah mereka memahami Islam secara utuh. Pelajaran ideologi selain Islam dan konsepsi-konsepsi lainnya disampaikan bukan bertujuan untuk dilaksanakan, melainkan untuk dijelaskan dan dipahami cacat-celanya serta ketidaksesuaiannya dengan fitrah manusia.</p> <p>Ketiga, berorientasi pada pembentukan tsaqâfah Islam, kepribadian Islam, dan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan. Ketiga hal di atas merupakan target yang harus dicapai. Dalam implementasinya, ketiga hal di atas menjadi orientasi dan panduan bagi pelaksanaan pendidikan.</p> <p><strong><br />5.3. Pendidikan Adalah Tanggung Jawab Negara</strong></p> <p>Islam merupakan sebuah sistem yang memberikan solusi terhadap berbagai problem yang dihadapi manusia. Setiap solusi yang disajikan Islam secara pasti selaras dengan fitrah manusia. Dalam konteks pendidikan, Islam telah menentukan bahwa negaralah yang berkewajiban untuk mengatur segala aspek yang berkenaan dengan sistem pendidikan yang diterapkan dan mengupayakan agar pendidikan dapat diperoleh rakyat secara mudah. Rasulullah saw. bersabda:</p> <p>اَلإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَتِهِ</p> <p>Imam (Khalifah) adalah pengurus rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan rakyatnya. (HR al-Bukhari dan Muslim).</p> <p>Perhatian Rasulullah saw. terhadap dunia pendidikan tampak ketika beliau menetapkan para tawanan Perang Badar dapat bebas jika mereka mengajarkan baca-tulis kepada sepuluh orang penduduk Madinah. Hal ini merupakan tebusan. Dalam pandangan Islam, barang tebusan itu merupakan hak Baitul Mal (Kas Negara). Tebusan ini sama nilainya dengan pembebasan tawanan Perang Badar. Artinya, Rasulullah saw. telah menjadikan biaya pendidikan itu setara nilainya dengan barang tebusan yang seharusnya milik Baitul Mal. Dengan kata lain, beliau memberikan upah kepada para pengajar (yang tawanan perang itu) dengan harta benda yang seharusnya menjadi milik Baitul Mal. Kebijakan beliau ini dapat dimaknai, bahwa kepala negara bertanggung jawab penuh atas setiap kebutuhan rakyatnya, termasuk pendidikan.</p> <p>Imam Ibnu Hazm, dalam kitabnya, Al-Ihkâm, menjelaskan bahwa kepala negara (khalifah) berkewajiban untuk memenuhi sarana pendidikan, sistemnya, dan orang-orang yang digaji untuk mendidik masyarakat. Jika kita melihat sejarah Kekhalifahan Islam, kita akan melihat begitu besarnya perhatian para khalifah terhadap pendidikan rakyatnya. Demikian pula perhatiannya terhadap nasib para pendidiknya. Imam ad-Damsyiqi telah menceritakan sebuah riwayat dari al-Wadliyah bin Atha’ yang menyatakan, bahwa di kota Madinah pernah ada tiga orang guru yang mengajar anak-anak. Khalifah Umar bin al-Khaththab memberikan gaji kepada mereka masing-masing sebesar 15 dinar (1 dinar=4,25 gram emas).</p> <p>Perhatian para khalifah tidak hanya tertuju pada gaji pendidik dan sekolah, tetapi juga sarana pendidikan seperti perpustakaan, auditorium, observatorium, dll. Pada masa Kekhilafahan Islam, di antara perpustakaan yang terkenal adalah perpustakaan Mosul didirikan oleh Ja‘far bin Muhammad (w. 940 M). Perpustakaan ini sering dikunjungi para ulama, baik untuk membaca atau menyalin. Pengunjung perpustakaan ini mendapatkan segala alat yang diperlukan secara gratis, seperti pena, tinta, kertas, dll. Bahkan para mahasiswa yang secara rutin belajar di perpustakaan itu diberi pinjaman buku secara teratur. Seorang ulama Yaqut ar-Rumi memuji para pengawas perpustakaan di kota Mer Khurasa karena mereka mengizinkan peminjaman sebanyak 200 buku tanpa jaminan apapun perorang. Ini terjadi pada masa Kekhalifahan Islam abad 10 M. Bahkan para khalifah memberikan penghargaan yang sangat besar terhadap para penulis buku, yaitu memberikan imbalan emas seberat buku yang ditulisnya.</p> <p><strong>6. Penutup</strong></p> <p>Wahai kaum Muslim, apakah sistem pendidikan sekuler yang rusak dan bobrok saat ini akan terus kita pertahankan? Apakah sistem pendidikan yang buruk lagi gagal ini akan terus kita lestarikan?</p> <p>Marilah kita bergegas membangun sistem pendidikan Islam, dalam negara Khilafah, yang akan melahirkan generasi yang berkepribadian Islam. Generasi inilah yang akan mampu mewujudkan kemakmuran dan kemuliaan peradaban manusia di seluruh dunia. Wallâhu a‘lam bi ash-shawâb. <strong>[OLEH : M. SHIDDIQ AL-JAWI]</strong> </p> <p class="post-bot"> </p> <!-- <rdf:rdf rdf="http://www.w3.org/1999/02/22-rdf-syntax-ns#" dc="http://purl.org/dc/elements/1.1/" trackback="http://madskills.com/public/xml/rss/module/trackback/"> <rdf:description about="http://www.mii.fmipa.ugm.ac.id/new/2006/05/09/pendidikan-di-indonesia-masalah-dan-solusinya/" identifier="http://www.mii.fmipa.ugm.ac.id/new/2006/05/09/pendidikan-di-indonesia-masalah-dan-solusinya/" title="Pendidikan di Indonesia : Masalah dan Solusinya" ping="http://www.mii.fmipa.ugm.ac.id/new/2006/05/09/pendidikan-di-indonesia-masalah-dan-solusinya/trackback/"> </rdf:RDF> --> </div> <!-- You can start editing here. --> <h3 id="comments">78 Responses to “Pendidikan di Indonesia : Masalah dan Solusinya”</h3> <ol class="commentlist"><li class="alt" id="comment-127"> <div class="cmtinfo"><em>on 12 May 2006 at 12:28 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-127" title=""> </a> </small></em><cite>re2</cite></div> <br /> <p>kalo bicara pendidikan di indonesia yg terkesan dipisah2 kan antara yg islami dan yg umum memang susah, disini amat perlu kerja sama masyarakat dan pemerintah.Mungkin kita butuh sosok pemimpin yang benar2 berani menerapkan hukum islam. </p> </li><li class="" id="comment-128"> <div class="cmtinfo"><em>on 14 May 2006 at 12:11 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-128" title=""> </a> </small></em><cite>wahdah</cite></div> <br /> <p>Assalami’aikum….Ukhtuna wa Ikhwanuna….<br />Sebelymnya makasih udah kasih kesempatan untuk ikut ngomong masalah pendidikan di Indinesia yang cukup amburadul. Ya,saya kira pendidikan adalah salah satu hal yang sangat urgen sekali dalam kehidupan manusia,karena dengan pendidikan,manusia menjadi tercerahkan, tetapi permasalahannya pendidikan yang seperti apa dan bagimana yang mampu mencerahkan itu?mencerahkan disini adalah berpikiran positif(ga picik),bermoral qur,ani(selayaknya Nabi SAW kita)dan berjiwa mulia dan luhur.<br />Saya kira yang mampu menerapkan pendidikan yang baik(mencerahkan manusia)tidak hanya pemimpin2 yg islam dan tidak perlu berlebelkan Islam(hukum Islam),karena Hukum islam itu sudah pasti mengandung kebenaran dan kebaikan untuk seluruh umat manusia(dengan pemahaman kontekstual)dan saya yakin yang menegakkan dan sepengamatan saya,orang yang mengamalkan hukum islam itu tidak hanya orang Islam sehingga jika lebel Islam dibawa2 ini akan terjadi deskriminasi bagi agama2 laen sementara Indonesia bukanlah negara yang dihuni orang islam saja.<br />solusinya, mari kita yang merasa sebagai manusia yang tercerahkan kembali berjalan ke jalan yang lurus untuk mencapai kehidupan yang damai,tenang,rukun dan berbudi luhur serta berintelektual yang tinggi tapi benar.<br />mungkin yang dapat saya sampekan pada jurnal ini. terima kasih…<br />Wassalamu’aikum…….. </p> </li><li class="alt" id="comment-130"> <div class="cmtinfo"><em>on 15 May 2006 at 4:38 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-130" title=""> </a> </small></em><cite><a href="http://frenky.web.ugm.ac.id/" rel="external nofollow">AL KIFAH</a></cite></div> <br /> <p>Islam adalah rahmat! Yahudi, Nasrani, maupun umat lainnya akan turut mereasakan keadilan dan kedamaiannya kala aturan Islam dapat diterapkan. Masih segar dalam ingatan betapa keharmonisan terjalin indah ditengah-tengah kerukunan antar umat beragama (Yahudi, Nasrani, Musli, dll) di bumi Palestina kala saat itu Khilafah Islam masih memimpin di sana. Sedangkan sekarang, sungguh memprihatinkan, Palestina jauh dari keharmonisan itu.. Inilah Saudaraku, akibat Khilafah tak lagi memimpin dunia.</p> <p>So, jangan khawatir teman, keadilan sistem Islam akan tetap dirasakan oleh umat (agama) manapun.. Islam bukan agama penindas apalagi teroris sebagaimana yang ditudingkan selama ini..</p> <p>Kapan kita bangkit? Kebangkitan akan segera jika kita ambil bagian di dalamnya…! <img src="http://www.mii.fmipa.ugm.ac.id/new/wp-includes/images/smilies/icon_wink.gif" alt=";)" class="wp-smiley" /> </p> </li><li class="" id="comment-143"> <div class="cmtinfo"><em>on 03 Jun 2006 at 7:23 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-143" title=""> </a> </small></em><cite>lindha vidhyhastuti</cite></div> <br /> <p>oke dan cukup bagus saya salut!!!!!!!!!! </p> </li><li class="alt" id="comment-147"> <div class="cmtinfo"><em>on 05 Jun 2006 at 12:51 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-147" title=""> </a> </small></em><cite>desi</cite></div> <br /> <p>no comment ah…. </p> </li><li class="" id="comment-148"> <div class="cmtinfo"><em>on 05 Jun 2006 at 2:06 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-148" title=""> </a> </small></em><cite>resty</cite></div> <br /> <p>sumpah nie artikel puanjuang buaaaaaaaangeeet </p> </li><li class="alt" id="comment-150"> <div class="cmtinfo"><em>on 07 Jun 2006 at 10:48 am <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-150" title=""> </a> </small></em><cite>ela</cite></div> <br /> <p>udah tau sistem pendidikan indonesia ga jelas,masih juga comment!mending kita berjuang untuk memperbaiki kondisi.kita juga ga bisa terus menerus nyalahin pemerintah kan?dari pada nunggu mereka,mending kita ambil inisiatif duluan…. </p> </li><li class="" id="comment-151"> <div class="cmtinfo"><em>on 08 Jun 2006 at 2:37 am <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-151" title=""> </a> </small></em><cite><a href="http://arbat.or.at/phentermine/" rel="external nofollow">weightpill-bu</a></cite></div> <br /> <p>Info blog… Good portal </p> </li><li class="alt" id="comment-158"> <div class="cmtinfo"><em>on 16 Jun 2006 at 4:56 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-158" title=""> </a> </small></em><cite>Rian</cite></div> <br /> <p>saya hanya ingin mengkomentari masalah sistem yang dianggap skularistik-materialistik. sistem ini tetap akan terus menjadi acuan selama paradigma kemajuan yang ada di indonesia mengikuti paradigma kemajuan ala barat.<br />kalau ingin mengubah sistem tersebut maka seluruh bangsa indonesia harus punya paradigma sendiri tentang arah kemajuan yang hendak dicapai. tapi rasanya sulit. karena itu dari pada capek2, mending mengikuti arus saja. </p> </li><li class="" id="comment-173"> <div class="cmtinfo"><em>on 22 Jun 2006 at 8:01 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-173" title=""> </a> </small></em><cite>scheisse</cite></div> <br /> <p>Semangat kawan !!!!!!!!! </p> </li><li class="alt" id="comment-2845"> <div class="cmtinfo"><em>on 19 Jul 2006 at 6:42 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-2845" title=""> </a> </small></em><cite>Yana</cite></div> <br /> <p>Assalamu’alaikum Wr.Wb.Melihat pendidikan di Indonesia terutama pendidikan Islam Ibarat benang kusut. Sangat jauh berbeda dengan kondisi pendidikan Islam pada masa Rasulullah SAW. Jadi, solusi mendasar adalah mengurai benang kusut itu secara perlahan-lahan dengan memulai hal yang mendasar dan terpenting seperti rubrik di atas, yaitu mengubah paradigma sistem pendidikan Islam. Dan tentunya di sini adalah yang berperan aktif tidak hanya negara, tetapi semau pihak yang terlibat dalam pendidikan yang yang perduli dengan kondisi pendidikan yang sangat memperihatinkan ini. Mari bekerja sama dan tidak ada kata putus asa, karena selama matahari masih bersinar tak ada masalah yang tak selesai.Allahu Akbar.<br />Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wb. </p> </li><li class="" id="comment-3255"> <div class="cmtinfo"><em>on 19 Sep 2006 at 9:46 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-3255" title=""> </a> </small></em><cite>asep jamaludin</cite></div> <br /> <p>assalamu’alaikum WR.WB<br />senang sekali rasanya jika pada hari ini masih banyak manusia yang peduli dengan realitas pendidikan Islam kian waktu kian menampakan kesemrawutannya. saya melihat bahwa terjadinya hal ini disebabkan oleh terjadinya misslink antara para konseptor pendidikan ISlam dengan praktisi laopangan pendidikan Islam. menyikapi pernyataan Ahmadi dalam konsep pendidikan humanisme yang mengatakan bahwa secara teoritik pendidikan islam sebenarnya sudah sangat mapan hanya saja secara praktik tidak demikian. hal ini bisa terjadi seperti yang diungkapkan oleh saudara suseno malik diatas yang mengindikasikan bahwa terjadi masalah-masalah SBB:<br />(1). Rendahnya sarana fisik,<br />(2). Rendahnya kualitas guru,<br />(3). Rendahnya kesejahteraan gutu,<br />(4). Rendahnya prestasi siswa,<br />(5). Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,<br />(6). Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,<br />(7). Mahalnya biaya pendidikan.<br />yang terpenting dari tulisan tersebut diatas adalah realisasinya, karena hitler pernah berkata bahwa seribu teori akan kalah dengan satu pembuktian saja. ini lah yang menurut saya hal pertama yang harus dijadikan sebagai tradisi yakni berfikir+usaha=sukses.<br />terima kasih.<br />wassalamu’alaikum </p> </li><li class="alt" id="comment-3256"> <div class="cmtinfo"><em>on 22 Sep 2006 at 4:16 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-3256" title=""> </a> </small></em><cite><a href="http://ryanews.wordpress.com/" rel="external nofollow">Ryan</a></cite></div> <br /> <p>Semoga kalian tetap optimis !! </p> </li><li class="" id="comment-3364"> <div class="cmtinfo"><em>on 09 Dec 2006 at 7:25 am <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-3364" title=""> </a> </small></em><cite>tia</cite></div> <br /> <p>Peduli pada kondisi pendidikan di indonesia itu wajib. benar bahwa ada banyak hal bisa saja dipersalahkan sbagai pokok masalah yang manghambat majunya pendidikan di indonesia. tapi saya kira, kita tidak perlu terus memperdebatkannya. toh tidak akan merubah keadaan kan?? Hal terpenting yang harus kita lakukan saat ini adalah bagaimana kita bergerak maju bersama-sama, dengan segenap kekuatan yang kita punya, melakukan yang terbaik yang kita bisa untuk memajukan pendidikan di Indonesia. hamasah!! </p> </li><li class="alt" id="comment-3370"> <div class="cmtinfo"><em>on 09 Dec 2006 at 10:13 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-3370" title=""> </a> </small></em><cite><a href="http://alkifah.org/" rel="external nofollow">Frenky Suseno Manik</a></cite></div> <br /> <p>Apa yang saudari Tia sampaikan memang benar bahwa kita harus bergerak maju bersama-sama, dengan segenap kekuatan yang kita punya dan melakukan hal terbaik untuk memajukan pendidikan di Indonesia. </p> <p>Akan tetapi, diskusi yang diusung di atas bukanlah tanpa semangat yang membangun. Di sini, kita ingin menggagas sistem seperti apa sebenarnya yang dapat menjamin ter-realisasinya sistem pendidikan Islam?</p> <p>Sistem itu adalah sistem pendidikan di dalam Daulah Khilafah yang akan melahirkan generasi yang berkepribadian Islam guna membangun peradaban yang gemilang. </p> </li><li class="" id="comment-3645"> <div class="cmtinfo"><em>on 24 Jan 2007 at 11:21 am <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-3645" title=""> </a> </small></em><cite>taufik mulyadin</cite></div> <br /> <p>pendidikan harus dijadikan leading sector dalam pembangunan karena dengan pendidikanlah manusia bisa menjadi insan kamil. pendidikan islam secara komprehensif menyentuh seluruh aspek potensi manusia yang telah diberikan Allah SWT. melkukan perubahan dalam pendidikan nasional kita merupakan sebuah keniscayaan, tapi perubahan tersaebut harus dibarengi dengan seluruh elemen infrastruktur yang terbangiun dengan kuat. bukan sesuatu yang ahsan jika perubahan dilakukan dengan tergesa-gesa dan tanpa persiapan, ingat innal ‘ajalta min amali syayatiin1 allhuakbar </p> </li><li class="alt" id="comment-3906"> <div class="cmtinfo"><em>on 19 Feb 2007 at 2:58 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-3906" title=""> </a> </small></em><cite><a href="http://www.rumahzakat.org/" rel="external nofollow">iis tea</a></cite></div> <br /> <p>Assalamu alaikum wr wb</p> <p>Subhanallah, emang panjang klo membicarakan permasalahan di negeri kita ini. Well, stop talking take action now! Saya pikir sudah saatnya kita mulai berbuat dan peduli selamatkan generasi selanjutnya untuk menapaki sistem baru dan berkualitas. Setujuuuuu?!</p> <p>Mulai angkat anak asuh yg bisa jadi sebagai bibit pelopor baru untuk kemajuan dan perkembangan bangsa kita menjadi lebih baik.. Betul? Ayooo angkat anak asuh dan pilih sistem sekolah yg berkualitas… Yg udah punya anak, sekolahkan anaknya dgn sistem terpadu… belajar di sekolah juga di rumah (orang tua).. <img src="http://www.mii.fmipa.ugm.ac.id/new/wp-includes/images/smilies/icon_wink.gif" alt=";)" class="wp-smiley" /> Insya Allah generasi baru akan datang… Amin</p> <p>Wsalam </p> </li><li class="" id="comment-4153"> <div class="cmtinfo"><em>on 09 Mar 2007 at 5:11 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-4153" title=""> </a> </small></em><cite>firdaus</cite></div> <br /> <p>realita di republik ini tidak semudah membalik telapak tangan<br />usaha pembenahan aqidah umat dilakukan<br />sosialisasi khilafah jalan, karena memang adalah keniscayaan<br />namun anak nak juga harus sekolah<br />Mari bersama mencari solusi konkrit untuk mereka </p> </li><li class="alt" id="comment-4243"> <div class="cmtinfo"><em>on 20 Mar 2007 at 11:09 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-4243" title=""> </a> </small></em><cite><a href="http://alkifah.org/" rel="external nofollow">ALKIFAH AS-SINGKILI</a></cite></div> <br /> <p>Sebuah informasi kegiatan di Indonesia:</p> <p>Konferensi Khilafah Internasional, hari Ahad 12 Agustus 2007, pukul 08:00 - 12:00 WIB, bertempat di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Insya Allah Menghadirkan Pembicara dari Palestina, Sudan, Inggris, Australia, Jepang, Malaysia dan Indonesia. Indahnya Hidup di Dunia dengan Khilafah!</p> <p>Mari Saudara/iku kita sambut seruan ini dan mengkhabarkannya kepada yang lain! <img src="http://www.mii.fmipa.ugm.ac.id/new/wp-includes/images/smilies/icon_wink.gif" alt=";)" class="wp-smiley" /> </p> </li><li class="" id="comment-4579"> <div class="cmtinfo"><em>on 15 May 2007 at 2:35 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-4579" title=""> </a> </small></em><cite>nadya</cite></div> <br /> <p>ass..</p> <p>memang bingung kalau membahas pendidikan di Indonesia.<br />terlalu banyak variabel pengganggunya..</p> <p>motivasi guru lah yang harus di optimalkan…kita gak bisa mengharapkan pemerintah untuk menuntaskan semua masalah…</p> <p>seperti program 5 hari belajar efektif di medan. ternyata tidak ada tujuan tertulis nya [ nah lo??]</p> <p>oh ya…saya minta tolong alamat email pustekkom dunk???<br />alamat emailnya yang di website pustekkom tdk bs d hub…syukron atas bantuannya…</p> <p>mahasiswa psikologi USU </p> </li><li class="alt" id="comment-4924"> <div class="cmtinfo"><em>on 26 Jun 2007 at 4:11 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-4924" title=""> </a> </small></em><cite>siti maimunah</cite></div> <br /> <p>gue sbage anak indonesia yg dalam keluarga ada penganut islam dan kristen akan sgt seneng bila umat kristen dan islam bisa bersatu demi membangun pendidikan indonesia. gue kagum ama pendidikan di yayasan2 kristen yg mutu n kualitasnya bagus dan makin menonjol. moga kita bisa saling belajar dan idup rukun biar smua aman damai dan buat sejahtera kita2 semua. </p> </li><li class="" id="comment-5497"> <div class="cmtinfo"><em>on 16 Aug 2007 at 3:18 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-5497" title=""> </a> </small></em><cite>dardinny</cite></div> <br /> <p>gue setuju banget kalo pendidikan secara konsep islam artinya negara yang bertanggung jawab atas penyelenggaran pendidikan di negara.rakyat berhak mendapatkan pendidikan secara gratis.sistem pendidikan memang harus diubah </p> </li><li class="alt" id="comment-5929"> <div class="cmtinfo"><em>on 03 Oct 2007 at 1:41 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-5929" title=""> </a> </small></em><cite>maragreth</cite></div> <br /> <p>memang tidak mudah mengubah sistem pendidikan yang ada.sekarang waktunya untuk bertindak,bukan hanya ngomong doank.kesadaran dimulai dengan memberikan sumbangsi yang nyata lewat karya dimanapun dan kapan pun tanpa emmandang perbedaan yang ada </p> </li><li class="" id="comment-5935"> <div class="cmtinfo"><em>on 04 Oct 2007 at 2:29 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-5935" title=""> </a> </small></em><cite>Ario Cancer</cite></div> <br /> <p>assalamu’alaikum wr.wb<br />kebobrokan penddikan di indonesia harus kt sudahi sekarang dengan mengubah pemikiran dan kepribadian pelaku penddkn itu sendiri(pemerintah,lembaga pddkn,guru,siswa) yg byk memikirkan diri sendiri bukan utk org lain.<br />ayo………………………………….sadar! </p> </li><li class="alt" id="comment-5965"> <div class="cmtinfo"><em>on 21 Oct 2007 at 6:10 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-5965" title=""> </a> </small></em><cite>cecep</cite></div> <br /> <p>jalan awal yang dapat ditempuh untuk merubah kenyataan pendidikan indonesia sampai saat ini adalah dengan merubah paradigma goverment political will secara menyeluruh pada sektor pendidikan dari penyempurnaan UU sisdiknas konsistensi pelakasanaannya khususnya masalah anggaran pendidikan adalah tanggungan pemerintah 100% tidak hanya 20% saja itupun tidak terealisasi sepenuhnya dalam APBN 2007&2008. atau jalan yang ditempuh -sepertinya sistem kenegaraan kita sudah tidak dapat menjebatani rakyat menuju keniscayaan kemakmuran rakyat dan kesejahteraannya-adalah dengan merubah, mengganti, sistem dasar negara ini, adapun sistem yang dapat dijadikan sebagai alternatif yang paling aman dari aspek sejarah, sosial, budaya, kecenderungan arah politik masyarakat luas adal simstem Islam. sehingga sistem pendidikan indonsia pun adalah sistem pndidikan Islam. </p> </li><li class="" id="comment-6296"> <div class="cmtinfo"><em>on 28 Nov 2007 at 11:29 am <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-6296" title=""> </a> </small></em><cite><a href="http://lamida.wordpress.com/" rel="external nofollow">Jon Kartago Lamida</a></cite></div> <br /> <p>Assalamualaikum.<br />Pendidikan Islam mungkin merupakan jawaban yang sangat tepat terhadap permasalahan pemdidikan saat ini.<br />Namun, tantangan dalam merealisasikannya akan sangat berat, karena banyaknya orang yang antipati terhadapa gagasan ini. </p> </li><li class="alt" id="comment-6357"> <div class="cmtinfo"><em>on 03 Dec 2007 at 3:02 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-6357" title=""> </a> </small></em><cite>noviana</cite></div> <br /> <p>assallamu’alaikum,<br />subhanallah..bila setiap pemuda Indonesia memikirkan dan bergerak tentang arah dan tujuan bangsa kita,tentunya kita akan segera bangkit dari keterpurukan ini.</p> <p>Pendidikan adalah hal paling mendasar yang perlu dibenahi, disinilah letak pondasi calon-calon pemimpin bangsa.</p> <p>Dengan sistem pendidikan Islam diharapkan bahwa kita tidak hanya mempunyai intellegency namun juga suatu moral yang berkualitas..</p> <p>Jazakalallah smoga kita diridhoi dalam setiap perjuangan yang kita lakukan.. </p> </li><li class="" id="comment-6436"> <div class="cmtinfo"><em>on 14 Dec 2007 at 5:59 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-6436" title=""> </a> </small></em><cite>fanny</cite></div> <br /> <p>saya kurang suka dengan pendi2kan yang skrang.soalnya gak masuk akal.mksud saya begini…dulu pljaran disesuakan brdasarkan umur tapi skrang….seEEEEEE naqqq jiadat aja pemerintah….menaruh pljaran smp ke sd.contoh dr pengalaman saya…saya pny sodara kls4 sd.wkt itu ia hbs UU pkn.saya liat soalnya.masa pljaran hak otonom udah dimasukin????????????????<br />gila bgd,kan???? </p> </li><li class="alt" id="comment-6439"> <div class="cmtinfo"><em>on 15 Dec 2007 at 7:19 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-6439" title=""> </a> </small></em><cite>MIZANURHAMNI HARUN</cite></div> <br /> <p>saya suka isi tulisan Anda. bahkan saya menjadikannya bahan untuk presentasi saya. saya sekarang melanjutkan pelajaran di tiongkok untuk program s1 bahasa mandarin. selama di sini saya benar2 merasakan pola pendidikan yang berbeda dengan di indonesia. baru tau kalau sistem pendidikan kita sudah jauh ketinggalan. bahkan kalau ngobrol dengan anak SD di tiongkok, saya masih kalah ilmu. mereka kecil2 sudah hafal sejarah dunia, sudah bisa mengomentari secara sederhana masalah ekonomi dan politik di negaranya dan sangat mengerti dunia seni. sedangkan di negeri kita, lulus SMA saja banyak nggak bisa apa2. saya rasa, kurikulum pendidikan di indonesia terlalu ‘nyantai’. dari waktu belajar saja sudah beda. di sini anak2 belajar dari pagi sampai jam 5 sore, jadi sudah pasti ilmu yang didapat lebih komplit. dan yang saya salut, meski negara ini negara yg sebagian besar penduduknya tanpa agama, tapi sangat santun. saya rasa ini adalah pendidikan yang paling peting. bukan hanya pintar, tapi terampil dan santun. saya harap indonesia bisa lebih baik, dengan manusia2 yang pintar, terampil, santun, dan tentu saja beriman.</p> <p>kita harus sama2 berjuang untuk itu.. </p> </li><li class="" id="comment-6455"> <div class="cmtinfo"><em>on 19 Dec 2007 at 1:26 am <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-6455" title=""> </a> </small></em><cite><a href="http://profiles.friendster.com/farol" rel="external nofollow">fahrurrazi</a></cite></div> <br /> <p>pendidikan di indonesia kayak nya tidak perlu dikasih maju karena banyak sekali anak yang gak mampu membiayai sekolah tidak ada yang peduli tehadap mereka…yang ada hanya janji….akan,,,akan dan akan lagi tidak pernah terlaksana…hanya wacana para pejabat…. </p> </li><li class="alt" id="comment-6509"> <div class="cmtinfo"><em>on 01 Jan 2008 at 12:23 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-6509" title=""> </a> </small></em><cite>Aal</cite></div> <br /> <p>Pendidikan di Indonesia???? waduh, tapi yang jelas masih kurang merata. emang betul, karena masyarakat miskin yang potensi untuk berprestasi tinggi aja nggak ngerasain pendidikan sampai ke jenjang yang lebih tinggi. kasiaaan. kupikir kualitas guru sangat berperan penting dalam memajukan pendidikan di Indonesia……..abis itu sistemnya jangan terlalu kakulah………..trus motivasi belajar anak-anak Indonesia kok kayaknya lemes ya…….daaaaan sebenarnya pendidikan kan gak harus diperoleh di pendidikan formal to?!!!!! karena keluarga juga sangat berperan penting dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Sebenarnya waktu belajar di sekolah yang lama pun juga tidak menjamin anak-anak akan semakin pinter. menurutku justru bagaimana menumbuhkan semangat belajar dan rasa ingin tahu pada diri anak-anak Indonesia. karena selain pelajaran di sekolah, mereka juga bisa mencari tambahan pelajaran dan pengetahuan dari buku-buku bacaan lain, media massa seprti koran, majalah, atau mencari tahu di internet. satu hal lagi, kayaknya pendidikan di Indornesia tak lebih dari menerbitkan lulusan yang bergelar doang ketimbang lulusan yang brilian dech….. Naaah, tumbuhkan dan tingkatkan semangat belajar itu……. itu sih menurut pendapatku……. </p> </li><li class="" id="comment-6679"> <div class="cmtinfo"><em>on 29 Jan 2008 at 12:12 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-6679" title=""> </a> </small></em><cite>rudi</cite></div> <br /> <p>masyarakat indonesia sudah sangat dekat dengan kesengsaraan.<br />mereka sudah tidak bisa membedakan lagi antara kesengsaraan dan kesenangan, yang ada hanya diterima dengan senang hati </p> </li><li class="alt" id="comment-7541"> <div class="cmtinfo"><em>on 18 Mar 2008 at 4:40 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-7541" title=""> </a> </small></em><cite>hanny</cite></div> <br /> <p>hm…saya salah satu yang ngunjungin artikel ini. thx infonya semoga berguna bagi penyususnan karya ilmiah saya yang mengangkat tentang masalah-masalah yang meninpa dunia pendidikan kita. I LOVE INDONESIA…(^_^)<br />terima kasih….. </p> </li><li class="" id="comment-7641"> <div class="cmtinfo"><em>on 31 Mar 2008 at 10:51 am <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-7641" title=""> </a> </small></em><cite><a href="http://www.dada.net/berusaha/" rel="external nofollow">koirul anam</a></cite></div> <br /> <p>makasi semua<br />kita sebagai pelajar kami mohon kalok ada yang mau menyumbangkan makala atau artikel mohon hubungi kami di 081 55577 2389 </p> </li><li class="alt" id="comment-7646"> <div class="cmtinfo"><em>on 01 Apr 2008 at 12:52 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-7646" title=""> </a> </small></em><cite>Asma Al-ghuraba</cite></div> <br /> <p>Bicara tentang yang disampaikan oleh salah satu teman kita di atas masalah gerak yang real adalah dawah alias sebar ke seluruh penjuru indonesia tentang udah ga ada lagi solusi untuk seluruh permasalahan termasuk education except Islam Rules.<br />Tapi gimana masih banyak yang antipati buat negakkin kembali Syariat Islam<br />4wI SWT dah janji(Annur55) pasti kita jadi leader in the world again toh kita ummat terbaik yang pernah dilahirkan untuk manusia(AliImron110).Jadi move teruss<br />Jadi Garda Terdepan Penegak Syariah!!! </p> </li><li class="" id="comment-7733"> <div class="cmtinfo"><em>on 06 Apr 2008 at 12:18 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-7733" title=""> </a> </small></em><cite>Rosi</cite></div> <br /> <p>Seharusnya pemerintah lebih mengontrol jalannya pendidikan di Indonesia,dengan cara memberikan beasiswa thdp siswa yag kurang mampu.<br />trimakasih tas pertimbangan saran dari saya. </p> </li><li class="alt" id="comment-7863"> <div class="cmtinfo"><em>on 17 Apr 2008 at 10:15 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-7863" title=""> </a> </small></em><cite>Pelajar islam Indo;SMD</cite></div> <br /> <p>permasalahan pendidikan kita bukan hanya pada dikotomi paradigma yang ada.tetapi pendidikan yang berusaha menciptakan peserta didik yang pada akhirnya ditujukan dengan tujuan kebutuhan industri.pendidikan adalah hidup dan hidup adalah pendidikan,begitulah yang dikatakan Imanuel Kant.untuk hidup sebagiamana mestinya dibutuhkan pendidikan.singkatnya pendidkan yang baik adalah pendidikan yang bersifat humanistik.</p> <p>yang benar-benar memanusiakan manusia.bukan justru menjadikan manusia sebagai kerbau congek yang selalu diatur sesuai keinginan.<br />karena pada haikaktnya mansuia adalah makhluk yang diberi kelebihan tersendiri sejak lahir.<br /> pendidikan seperti ini yang mungkin masih menjadi barang langka dinegeri ini. </p> </li><li class="" id="comment-8033"> <div class="cmtinfo"><em>on 21 Apr 2008 at 11:49 am <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-8033" title=""> </a> </small></em><cite>erna sri</cite></div> <br /> <p>jangan ngece dech ma pendidikan ndiri, gue kasi tau ye, pendidikan di Indonesia ntu udeh …. ape ye kate2 nyang tepat, lha jadi ikut2 bingung gue.<br />kagak, gue cuma mao ngasi tau aje sih, gue kan kuliah di psikologi…elo tau kan jurusan nyang ngurusin pegimane carenye manusie jadi manusie, ya gitu2 dah.<br />suatu saat, gue sadar bahwa ternyate ilmu ntu banyak nyang beda dari agama gue, dan ternyate dosen2nya juga ‘bingung’ walau kagak separah gue, waktu gue tanya gini: pegimane ceritenye, mpe si Pavlov (kalo gue kagak lupe sih)-oia do’i tokoh psikologi- bilang kalo motivasi terbesar manusie idup ntu karena motivasi seks !!!</p> <p>eh, coy, gue usul nih ye…buat elo2 pade nyang suka ngeceng di internet, ape deket2 di media manapun dah. pegimane kalo kite tulis tuh isi kepale2 kite, isinye si yaa nguat-nguatin mental bangsa kite.<br />sekali-kali kite ‘hajar’ tuh pejabat2 kite, sekali-kali juga kagak salah kali ye, kalo kite2 siap2 dari sekarang siapa tau nasib kite bakal jadi pejabat nyang ngurusin negare nyang pangkatnye lebih tinggi dari pejabat2 nyang sekarang ni^_^ </p> </li><li class="alt" id="comment-8226"> <div class="cmtinfo"><em>on 30 Apr 2008 at 3:20 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-8226" title=""> </a> </small></em><cite>mey</cite></div> <br /> <p>assalamualaikum…<br />makacih inform na…<br />tp saya kurang setuju dng judul sekularisme sbg paradigm apendi2kan,<br />qt nyari ilmu kan jg untuk ibadah<br />wassalamualaikum wr. wb. </p> </li><li class="" id="comment-8630"> <div class="cmtinfo"><em>on 05 May 2008 at 5:05 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-8630" title=""> </a> </small></em><cite>Howey</cite></div> <br /> <p>Setuju bgt…<br />Mdh2an aj kualitas pnddkn d indones!A akn smak!N meningkat… </p> </li><li class="alt" id="comment-9030"> <div class="cmtinfo"><em>on 11 May 2008 at 2:54 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-9030" title=""> </a> </small></em><cite>Natasha</cite></div> <br /> <p>sTuJu,<br />ini adalah Artikel yang bagus untuk semua. Kita bisa membuat Indonesia maju untuk pendidikannya asal kita mau untuk itu. Mudah”an pendidikan di Indonesia makin maju ya…ga mundur lho…</p> <p>Bingung juga liat pendidikan di Indonesia. Yang lain maju, kita? mundur ato diem ato maju ya?<br />cape d….</p> <p>Makasih informasinya tentang PENDIDIKAN DI INDONESA. Kita” perlu tau thu…. </p> </li><li class="" id="comment-9339"> <div class="cmtinfo"><em>on 15 May 2008 at 4:02 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-9339" title=""> </a> </small></em><cite>handoyo</cite></div> <br /> <p>assalamualaikum<br />bismillah..</p> <p>permasalahan bukan hanya terletak pada vasilitas pendidikan di negeri ini. perlu kita sadari bahwa kita terhegemoni oleh sisa-sisa peninggalan kolonial dalam sistem pendidikan kita. dari kecil kita dididik untuk jadi pekerja bukan menjadi orang yang mampu membuka lapangan kerja dan mempekerjakan orang lain.</p> <p>pada akhirnya kita menjadi bangsa “babu”. ketika krisis menyerang prekonomian kita masalah pendidikan menjadi terabaikan, orang berlomba-lomba mencari keamanan pekerjaan dengan mencari kerja bukan menciptakan lapangan kerja. </p> <p>paradigma berpikir bangsa ini HARUS dirubah! jangan sampai kita hanya jadi babu bangsa lain.</p> <p>afwan apabila ada kata-kata yang kasar.</p> <p>wassalamualaikum </p> </li><li class="alt" id="comment-12838"> <div class="cmtinfo"><em>on 29 May 2008 at 12:25 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-12838" title=""> </a> </small></em><cite><a href="http://hendrawanonline.blogspot.com/" rel="external nofollow">Hendrawan</a></cite></div> <br /> <p>artikel yang bagus… </p> </li><li class="" id="comment-17195"> <div class="cmtinfo"><em>on 09 Jun 2008 at 9:32 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-17195" title=""> </a> </small></em><cite>Kurniatul Hidayah</cite></div> <br /> <p>Sejauh ini memang belu.m dapat kita rasakan secara konkrit perubahan kualitas pendidikan di indonesia. Namun saya yakin bila kita selaku generasi penerus bangsa mempunyai kemauan yang kuat untuk memajukan bangsa ini, pemerintah tidak akan acuh seperti sekarang.Hanya suara kita-pelajar-yang dapat membuka mata mereka! </p> </li><li class="alt" id="comment-19392"> <div class="cmtinfo"><em>on 16 Jun 2008 at 12:06 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-19392" title=""> </a> </small></em><cite>nun</cite></div> <br /> <p>Semua harus kerja sama dalam masalah pendidikan jangan ada yang saling menyalahkan dan merasa benar, karena yang bertanggung jawab kita bersama.<br />Semboyan yang terkenal tapi sudah usang pun telah mengatakan hal serupa ” anak-anak kita adalah penerus bangsa” tapi gak ada yang perduli tuh, malah EGP. Negeriku tercinta ini masih terseok-seok dalam perjalan, jangan ditiggal tapi harus dituntun. Sampai ia bisa berjalan dengan sempurna. Benar? Jawab dengan hatimu. </p> </li><li class="" id="comment-34011"> <div class="cmtinfo"><em>on 22 Aug 2008 at 11:17 am <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-34011" title=""> </a> </small></em><cite>Ayu Wandira</cite></div> <br /> <p>ya..ya..ya..<br />pendidikan d !ndonesia memang memprihatinkan.<br />pend. berbasis sekulerisme nggak membentuk individu terdidik, terdidik juga spiritualnya.<br />kalo lulusannya g punya mental & moral yg ok, gmn nasib indonesia d masa depan?<br />sistem pendidikan d indonesia perlu diupgrade dgn cara yg lebih islami.<br />sistem pend. kita yg sekuler dan timpang tu kn hasil gozul fikr. </p> </li><li class="alt" id="comment-36185"> <div class="cmtinfo"><em>on 06 Sep 2008 at 12:25 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-36185" title=""> </a> </small></em><cite>Fiea</cite></div> <br /> <p>saya snang koq ma pmikiran anda2 smwa. tapi jangan trlalu pnjang doooooonk !!!!!!!!!kan bikin susah mngerti apalagi bacanya…..dah za thanks </p> </li><li class="" id="comment-36402"> <div class="cmtinfo"><em>on 10 Sep 2008 at 1:12 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-36402" title=""> </a> </small></em><cite><a href="http://yusfilkhoipulungan.blogspot.com/" rel="external nofollow">yusfil khoir plungan</a></cite></div> <br /> <p>hidup ini indah coy. Oia aku ingin pemerintah memperhatikan sekolah SMA Negeri Plus Mandailing Natal. Sekolah tu masih sederhana tapi prestasi siswa-siswinya sudah dahsyat. Pemerintah tolong ciptakan tempat/sekolah baru untuk kmi huni </p> </li><li class="alt" id="comment-37153"> <div class="cmtinfo"><em>on 18 Sep 2008 at 12:39 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-37153" title=""> </a> </small></em><cite>Hana</cite></div> <br /> <p>pendidikan di indonesia merupakan pendidikan yang memonopoli setiap warga negara yang ingin memiliki pendidikan . begitu mahalnya harga pendidikan di indonesia membuat banyaknnya persoalan yang dihadapi khususnya untuk memajukan kader bangsa di indonesia . tapi , bagi org2 berduit , harga tersebut ,erupakan harga mati yang sudah biasa .<br />semoga pemerintah mendengar jeritan pendidikan di indonesia . </p> </li><li class="" id="comment-38251"> <div class="cmtinfo"><em>on 17 Oct 2008 at 2:55 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-38251" title=""> </a> </small></em><cite>fahmi</cite></div> <br /> <p>saya setuju dengan salah satu komentar di atas…<br />seringkali,kita hanya bisa mnilai dan manilai tanpa pernah mamberi solusi tepat guna buat penyelesaian masalah in…</p> <p>so, Stop Comment!! do Action!!</p> <p>GAMBATTE…. </p> </li><li class="alt" id="comment-38607"> <div class="cmtinfo"><em>on 22 Oct 2008 at 1:10 am <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-38607" title=""> </a> </small></em><cite>paeyodi</cite></div> <br /> <p>kalo ngomong bagaimana mencari solusi pendidikan diIndonesia adalah mari bersama-sama memperbaiki pendidikan kita dengan tidak hanya memandang satu agama saja (Islam), tapi semua agama yang ada di Indonesia karena bangsa kita terdiri dari 5 agama yang berbeda. Dan agama islam juga mengajarkan bagaimana menghormati agama yang lain.</p> <p>Mari kita perbaiki pendidikan di Indonesia bersama-sama coy </p> </li><li class="" id="comment-39627"> <div class="cmtinfo"><em>on 02 Nov 2008 at 10:08 am <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-39627" title=""> </a> </small></em><cite>zuhriyah ramdani</cite></div> <br /> <p>assalamualikum.<br />bagaiman kabar saudaraku semua.<br />kalo menurut sya pendidikan indonesia sanagat ketinggalan.salah satu solusi bagi saya adalah memperbaiki moral para pejabat indonesia dulu.agar semua sitem yg ada di indonesi, baik pendidikan atopun bidang yg lain terutama bidang ekonomi baik.<br />tetap semangat.jangan biarkan korupsi di indonesia merajalela.mari kita berantas bersama-sama.<br />wasssalam </p> </li><li class="alt" id="comment-41506"> <div class="cmtinfo"><em>on 15 Nov 2008 at 9:51 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-41506" title=""> </a> </small></em><cite><a href="http://gada/" rel="external nofollow">feri</a></cite></div> <br /> <p>pendidikan indonesia sudah salah dari asasnya, mau dicariin solusi yang macem-macem, kalo akar masalahnya ga diselesaikan dulu ya akan tetap sama juga. beresin dulu masalah fundamennya, baru ngurusin strategi teknisnya, bukan sebaliknya. persisi seperti pendapat dalam artikel diatas. </p> <p>trus buat rekan-rekan yang berpendapat seperti, ’stop talking, just action’ atau yang dibutuhkan sekarang aksinya bukan cuma berpendapat, maka teman-teman -menurut pandangan saya- terjebak dalam frame berpikir yang kebalik. selesaikan masalah terknis dulu, masalah fundamen nanti aja, atau bahkan diabaikan, mungkin demikian yang ada di otak mereka. maka, saya tidak sepakat dengan pendapat tersebut.</p> <p> rekan-rekan yang menganggap bahwa langsung action adalah lebih baik dari pada berargumen untuk memahamkan masyarakat, karena -mungkin- mereka memandang bahwa hal semacam itu akan mendatangkan efek yang bisa dirasakan dalam waktu singkat,atau bahkan saat itu juga, mungkin menganggap teman teman yang hanya berargumen saja hanya buang waktu saja. memang untuk waktu singkat pengaruh perjuangan ini ga bisa dirasakan, namun untuk jangka waktu yang lebih lama, perubahan akan terjadi secara revolusioner, menyelesaikan semua masalah yang kita perdebatkan.</p> <p>semuannya butuh proses, proses harus berjalan dengan pandangan dan pikiran yang sistematis, dan seringkali penyelesaian sistematis butuh waktu yang lama dan jalan yang panjang. so, keep spirit…….. </p> </li><li class="" id="comment-41769"> <div class="cmtinfo"><em>on 17 Nov 2008 at 3:24 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-41769" title=""> </a> </small></em><cite><a href="http://-/" rel="external nofollow">andi</a></cite></div> <br /> <p>teman-teman saya ikut ngobrol ini, saya minta saran untuk mencari permasalahan umat yang berkaitan dengan hadits itu apa saja, karensaya lagi konsen dalam hal permasalahan umat ini! </p> </li><li class="alt" id="comment-42480"> <div class="cmtinfo"><em>on 24 Nov 2008 at 5:07 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-42480" title=""> </a> </small></em><cite>aang</cite></div> <br /> <p>makasih banyak…..kereeennn </p> </li><li class="" id="comment-42516"> <div class="cmtinfo"><em>on 25 Nov 2008 at 11:35 am <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-42516" title=""> </a> </small></em><cite>nurhanifah</cite></div> <br /> <p>saudara kaum muslimin perlu ita sadari bahwa sistem pendidikan kita sekarang sudah tidak layak lagi untuk diterapkan karena sudah terbukti kebobrokennya lagi<br /> jadi tunggu apa lagi memang islam lah yang<br />solusi terbaik dari berbagai permasalahan di atas </p> <p>mari kita berjuang untuk bisa merubah sistem yg sudah bobrok ini. dengen cara menerapkan nya di lingkungan kita sndiri<br />mungkin itu langkah awal kita selanjutnya kita berjuang unuk merubahnya secara nasional </p> </li><li class="alt" id="comment-42759"> <div class="cmtinfo"><em>on 29 Nov 2008 at 7:50 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-42759" title=""> </a> </small></em><cite>khikam fityan ardi</cite></div> <br /> <p>tengkyuuuu….q jd ngerti sikon pend di indo… </p> </li><li class="" id="comment-43179"> <div class="cmtinfo"><em>on 04 Dec 2008 at 3:25 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-43179" title=""> </a> </small></em><cite>Yanti Kumar</cite></div> <br /> <p>puanjaaaang bangeeet.sampe pegel bacanya. ujung2 nya saya ga setujuuuuu! </p> </li><li class="alt" id="comment-43585"> <div class="cmtinfo"><em>on 08 Dec 2008 at 9:28 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-43585" title=""> </a> </small></em><cite>rie</cite></div> <br /> <p>bisa minta tolong sumber rujukan tulisan yang anda buat! </p> </li><li class="" id="comment-44078"> <div class="cmtinfo"><em>on 12 Dec 2008 at 10:16 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-44078" title=""> </a> </small></em><cite><a href="http://gratizan.com/" rel="external nofollow">Gratizan.com</a></cite></div> <br /> <p><a href="http://gratizan.com/" rel="nofollow">Gratizan.com</a>. Dapatkan barang-barang gratis dari internet sesuai keinginan anda. Tersedia CD gratis, DVD gratis, kaos gratis, software gratis, buku gratis, domain gratis, sofware gratis, majalah gratis, hosting gratis dan barang-barang gratisan lainnya yang bisa anda dapatkan secara gratisan… </p> </li><li class="alt" id="comment-44634"> <div class="cmtinfo"><em>on 18 Dec 2008 at 11:04 am <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-44634" title=""> </a> </small></em><cite>syntho</cite></div> <br /> <p>mutu pendidikan di indonesia sangatlah memprihatinkan. Kita jauh ketinggalan dibanding negara-negar yang sedang berkembang pada kebanyakan. Menurut saya kualitas pribadi seseorang dalam dunia pendidikan ditentukan dan ditunjang juga oleh kualitas pemahaman akan agama dan ajaran yang didapat dari orang tua. Mari kita bersama berjuang untuk membangun mutu pendidikna negara Indonesia. Tidak heran banyak putra-putri terbaik bangsa yang menuntut ilmu di negara pamansam, samurai, serta negra tetanggga yang terdekat seperti malaysia, singapura dan australia bahkan kamboja dan vietnam. Hal ini menunjukkkan bahwa mutu pendidikan kita sangat jauh ketinggalan di bawah mereka. Apakah negara kita ini masih mau kehilangan banyak putra-putri terbaik bangsa ini,. Mari kita sama- sama berjuang untuk menghadapi krisis global ini. Jangan mau kita dijajah secara tidak langsung oleh negara-negara maju.. OKE…CAHYOO NEGARAKU </p> </li><li class="" id="comment-44709"> <div class="cmtinfo"><em>on 19 Dec 2008 at 9:14 am <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-44709" title=""> </a> </small></em><cite><a href="http://enokazidane.blogspot.com/" rel="external nofollow">na2_paty</a></cite></div> <br /> <p>Asalamu’alaikum…<br />makazih banyak..q bisa ambil buat tugas makalah.<br />bisa dikasih sumber rujukan yang dibuat?. jazakumullah </p> </li><li class="alt" id="comment-47147"> <div class="cmtinfo"><em>on 22 Jan 2009 at 8:13 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-47147" title=""> </a> </small></em><cite>Anto</cite></div> <br /> <p>Terima kasih… </p> </li><li class="" id="comment-47184"> <div class="cmtinfo"><em>on 23 Jan 2009 at 12:56 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-47184" title=""> </a> </small></em><cite><a href="http://luzy-shine.blogspot.com/" rel="external nofollow">andiny lusy</a></cite></div> <br /> <p>ich bagus banget artikelnya…………</p> <p>Q acungkan jempol untuk artikelnya..</p> <p>berkat artikel km aku bsa nyelesaikan makalah ekonomi…<br />henhehehehehehe……….<br />B-)</p> <p>Q ucapkan banyk ARIGATO for you!!!111 </p> </li><li class="alt" id="comment-47446"> <div class="cmtinfo"><em>on 26 Jan 2009 at 10:42 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-47446" title=""> </a> </small></em><cite>budiantoro</cite></div> <br /> <p>ak slut sama artikel anda.<br />solusinya pas dengan pendidikan di negara kita.<br />luar biasa……….?<br />trima kasih ya untuk semangat di dalam belajar mengajar.<br />harapan sya dapat di perbarui di tahun 2009 ini.<br />trima kasih…..? </p> </li><li class="" id="comment-48314"> <div class="cmtinfo"><em>on 09 Feb 2009 at 3:06 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-48314" title=""> </a> </small></em><cite><a href="http://dedinandaputra.blogspot.com/" rel="external nofollow">dedi</a></cite></div> <br /> <p>artikelnya bagus banget </p> </li><li class="alt" id="comment-48584"> <div class="cmtinfo"><em>on 12 Feb 2009 at 1:43 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-48584" title=""> </a> </small></em><cite>wadiyo</cite></div> <br /> <p>Assalamu ‘alaikum Wr Wb</p> <p>Dari artikel dan berbagai tanggapan di atas memang dengan sadar dan kita sadari pendidikan di Indonesia masih belum sesuai dengan yang diharapkan.<br />Untuk membenahi pendidikan tidaklah semudah membalik tangan,perlu proses yang panjang.</p> <p>Langkah mencela menghujat menyalahkan memang pekerjaan mudah,tetapi hal ini tidak mengurangi masalah,apalagi menyelesaikan masalah.</p> <p>Untuk itu diperlukan kepedulian dan partisipasi seluruh komponen yang ada di Indonesia untuk memberi solusi dan jalan keluarnya.</p> <p>Yang tidak kalah penting adalah semua pihak<br />mau memberi andil dengan solusi yang bisa disumbangkan.</p> <p>Mari semua membantu memberi solusi dan akan<br />lebih baik masuk menjadi pemain didalamnya<br />alias menjadi guru.</p> <p>Jazakumullohu khoiron kAtsiro.</p> <p>Wassalamu ‘alaikum wr wb </p> </li><li class="" id="comment-49107"> <div class="cmtinfo"><em>on 18 Feb 2009 at 2:59 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-49107" title=""> </a> </small></em><cite>Zulfikri</cite></div> <br /> <p>Carut-marut pendidikan negri kita emang takda habisnya, bagai benang kusut yang benar-benar kusut,,,@#%^&#%#^@&@&@<br /> Semoga pemerintah bisa lebih memperhatikan sektor pendidikan lagi,, </p> </li><li class="alt" id="comment-50382"> <div class="cmtinfo"><em>on 02 Mar 2009 at 12:44 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-50382" title=""> </a> </small></em><cite>CaNdy</cite></div> <br /> <p>Artikelnya bagus..!!!</p> <p>Makasih yah..berkat artikel kamu,aku bisa menyelesaikan makalah Bah.Indonesia yang ditugaskan oleh guruku..<br />Semoga sukses yah…!!! </p> </li><li class="" id="comment-50796"> <div class="cmtinfo"><em>on 06 Mar 2009 at 10:06 am <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-50796" title=""> </a> </small></em><cite><a href="http://www.rosyansview.blogspot.com/" rel="external nofollow">ismail</a></cite></div> <br /> <p>bagus idenya, tapi solusi yang diberikan kurang begitu merangsang akal sehat… antara wacana dan kesimpulan syarat dengan kekaburan makna,,,<br />terimakasih idenya </p> </li><li class="alt" id="comment-51818"> <div class="cmtinfo"><em>on 21 Mar 2009 at 3:27 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-51818" title=""> </a> </small></em><cite><a href="http://abukhaidir.wordpress.com/" rel="external nofollow">Muhamma Nurdin</a></cite></div> <br /> <p>aSSALAMU ALAIKUM WR,WB</p> <p>Tugas kita bersama dalam meperhatikan dunia pendidikan dan Miningkatkan SDM</p> <p>Mohon kepada Pemerintah untuk mmeperhatikan dunia pendidikan ….Pikirkan masa depan bangsa …..negara lain sudah maju kita masih tertinggal……..</p> <p>Pemerintahkan kita pasti bisa tapi….<br />apakah …pemerintah mau ……..???</p> <p>Wassalam<br />Akr6675Center </p> </li><li class="" id="comment-52044"> <div class="cmtinfo"><em>on 25 Mar 2009 at 11:02 am <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-52044" title=""> </a> </small></em><cite>yuyun sm</cite></div> <br /> <p>klo untuk pendidikan dasar sampai menengah masih ada sekolah yang biayanya bisa dijangkau,tapi klo tingkat perguruan tinggi?<br />sebenernya siapa yang bertanggung jawab dg andanya perubahan status PTN mejadi BHMN???<br />bagaimana rakyat yang hidupnya pas-pasan bisa mengenyam pendidikan tinggi. </p> </li><li class="alt" id="comment-52131"> <div class="cmtinfo"><em>on 26 Mar 2009 at 9:26 am <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-52131" title=""> </a> </small></em><cite>Muhammad Ali Nazilatul Furqon</cite></div> <br /> <p>Luarbiasa komentar anda,tapi sayang anda belum meyampaikan referensi dari tulissan yang anda buat.<br />andaikan ada referensinya maka, tulisan anda akan benar secara referensial.<br />mungkin itu sedikit komentar tidak bermutu dari saya. </p> </li><li class="" id="comment-54870"> <div class="cmtinfo"><em>on 20 Apr 2009 at 3:26 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-54870" title=""> </a> </small></em><cite>JS</cite></div> <br /> <p>Yang saya ketahui yang membuat tulisan diatas adalah yang berpendidikan yang tinggi, Ayo bantu yang masih belum mampu. </p> </li><li class="alt" id="comment-56667"> <div class="cmtinfo"><em>on 08 May 2009 at 11:46 am <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-56667" title=""> </a> </small></em><cite>ayu wahyuni</cite></div> <br /> <p>Pendidikan yang tepat menurut guru mursyid saya adalah pendidikan yang dilaksanakan untuk mendidik hakikat diri manusia itu sendiri yaitu, roh disebut sains kerohanian/spiritual science, jadi perpaduan membina akal,nafsu dan roh manusia.Seiring juga dengan pendapat Prof. DR. Winarno mengatakan hal mendasar yang dilupakan adalah pendidikan itu memanusiakan manusia dan belajar untuk hidup.Keberhasilan seorang pendidik adalah membangun insaniah manusia sehingga mengalami perubahan jiwa, fikiran dan fisik.JadiInsaniahnya/<br />rohnya/jiwanya bericirikan malaikat, akal diberi ilmu yang bermanfaat dan selamat menyelamatkan, fisiknya terbangun sehat dan kuat.Seharusnya pendidikan jangan mengabaikan EQ dan SQ,tidak semata-mata IQnya saja, hanya isinya hafalan, cara cepat membabat soal. </p> </li><li class="" id="comment-57144"> <div class="cmtinfo"><em>on 13 May 2009 at 6:50 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-57144" title=""> </a> </small></em><cite>zaskia</cite></div> <br /> <p>boleh juga and your opini is all right but why you don’t give some UUD in there untuk lebih menegaskan,ok thank u </p> </li><li class="alt" id="comment-57208"> <div class="cmtinfo"><em>on 14 May 2009 at 11:31 am <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-57208" title=""> </a> </small></em><cite>arya123</cite></div> <br /> <p>ehm… bisa ditunjukkan realisasi yang nyata dr pembuat makalah?<br />karena ada yang menyatakan lebih baik mengambil mengambil satu butir beras yang jatuh dari pada mengatakan ada beras satu ton kocar kacir dijalan. </p> </li><li class="" id="comment-58796"> <div class="cmtinfo"><em>on 03 Jun 2009 at 7:09 pm <small class="commentmetadata"><a href="http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/?p=121#comment-58796" title=""> </a> </small></em><cite>irmayanti</cite></div> </li></ol>crazy angelhttp://www.blogger.com/profile/06107488179908795098noreply@blogger.com0